QUOTES

Mempunyai ambisi untuk mengalahkan orang lain terkadang secara tidak sadar muncul. Tetapi butuh kesadaran jika ingin menumbuhkan ambisi untuk mengalahkan diri sendiri.

Sabtu, 21 November 2009

Renungan Malem Minggu 21.11.09

Suatu hari pacar saya berkata kepada saya bahwa saya terlalu sempurna baginya.
Dibalik semua itu memang apa yang telah saya lakukan demi pacar saya memang sudah semampu saya curahkan, berupa tenaga, perhatian dan apa yang bisa saya bantu, saya lakukan sebisa saya. Hingga dia pun terkagum dengan perlakuan saya kepadanya yang begitu luar biasa di matanya.
Mungkin dengan membaca paragraf di atas membuat anda berfikir saya menyombongkan diri saya. Tetapi maksud saya bukan itu, tujuan saya menulis artikel ini juga bukan karena alasan menyombongkan diri. Tetapi saya ingin, memberikan sebuah renungan yang bisa anda lahap sebagai santapan rohani anda.
Mendengar kesaksian dari pacar saya yang seperti itu, jujur saya terkaget. Karena baru pertama kali saya mendapat kesaksian seperti itu. Reaksi saya selain terkaget saat itu adalah munculnya pertanyaan kenapa dia bisa bersaksi seperti itu?

Memang dalam hubungan saya yang kali ini setelah kenangan pahit saya telan dengan hubungan saya dengan mantan pacar saya dulu, saya merasa mendapatkan perasaan yang berbeda dengan pacar saya yang satu ini dibanding saat saya berhadapan dengan mantan mantan saya dahulu. Ada rasa yang sangat indah yang muncul dalam hati saya. Rasa yang membuat saya ingin lebih mencintai, menyayangi, menjaga, dan melihat sosok wanita itu tumbuh bersama saya. Lagi lagi rasa itu membuat perlakuan saya jauh berbeda daripada dengan mantan mantan saya dahulu.

Tak hanya dia yang bersyukur karena bisa menjalin hubungan dengan saya. Saya juga merasakan hal yang sama, begitu bersyukurnya saya akhirnya bisa mendapat kesempatan untuk menjaganya untuk saat ini.
Apakah ini cinta sejati saya?
Saya ragu, karena saya masih 17 tahun saat saya mengawali untuk menjalani hubungan ini.
Tapi saya ingin dia sebagai cinta sejati saya.
Saya kembali ragu karena ketakutan saya akan kegagalan dalam mempertahankan hubungan ini. Tetapi saat saya menulis artikel ini, saya menyadarai saya mendapat suatu pelajaran penting untuk menjalani hidup saya.
Bahwa saya terlahir untuk orang lain. Lalu orang lain juga terlahir untuk orang yang lain juga. Manusia memang mahluk sosial, saya akui itu.

Disamping hal itu, saya juga menyadari sesuatu bahwa hanya perlu hal kecil untuk bisa membuat orang orang di sekitar kita ada untuk kita. Yaitu kita harus ada untuk mereka. Tak perlu hal besar juga untuk membuat orang orang menyadari bahwa kita ada untuk mereka. Kita tak perlu memberikan suatu pertolongan besar atau hal hal luar biasa yang bisa membuat kagum mereka.
Berilah cinta.
Sedikit sentuhannya membuat suatu hal berbeda, sangat berbeda dan selalu berakhir dengan kesan yang mendalam.

Pelajaran ini sangat berharga bagi saya, dan karena hal inilah saya sangat bersyukur dapat mendapatkan kesempatan untuk menjaga pacar saya saat ini. Dia inspirasi saya.

0 comments:

Posting Komentar