QUOTES

Mempunyai ambisi untuk mengalahkan orang lain terkadang secara tidak sadar muncul. Tetapi butuh kesadaran jika ingin menumbuhkan ambisi untuk mengalahkan diri sendiri.

Rabu, 25 April 2012

Rancangan Sistem Pengkaderan

Sepertinya saya harus menjelaskan mengapa saya menuliskan "kelompok 3 menjawabnya!". Pada saat Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa-Tingkat Dasar yang minggu lalu saya ikuti, ada satu sesi disitu dibuat satu kelompok untuk membuat suatu sistem pengkaderan. Karena hasil yang didapatkan adalah buah dari hasil pemikiran orang banyak dalam kelompok itu, maka saya cantumkan saja "kelompok 3 menjawabnya!"

Berbicara mengenai pengkaderan, sebenarnya saat dibuat kelompok itu saya benar-benar nol soal pengkaderan. Tetapi setelah dijelaskan oleh salah satu anggota kelompok kami, ternyata pengkaderan itu adalah proses yang tidak disadari kita jalani disaat kita bergabung dan aktif dalam suatu organisasi.

Tetapi sebenarnya pengkaderan itu fungsinya apa sih? Bagi kami (kelompok 3):

"Kaderisasi memegang peran penting dalam menciptakan seorang organisator yang berkarakter demi kelangsungan hidup suatu organisasi."

Lalu sistem atau proses-prosesnya gimana? Mari kita lihat gambar berikut.
Secara garis besar proses kaderisasi terdiri dari kaderisasi awal dan kaderisasi berkelanjutan.
Kaderisasi awal: yaitu proses pengkaderan oleh pengururs kepada calon pengurus organisasi.
Kaderisasi lanjut: yaitu proses pengawasan mantan pengurus pada pengurus organisasi yang sedang menjabat.
Tujuan dari sistem kaderisasi ini adalah untuk menciptakan pengkader-pengkader baru yang handal. jadi bagaimana cara menggembleng seorang calon organisator dari nol (mungkin belum mempunyai pengalaman sama sekali) sampai menjadi seorang pengkader?

Pada gambar diatas dapat kita lihat langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengkaderan yaitu sosialisasi. Sosialisasi ini sangat penting untuk menumbuhkan minat calon organisator untuk bergabung dengan organisasi kita. Setelah menumbuhkan minat calon organisator, pengurus melakukan pembinaan kepada calon organisator secara formal dan informal. Pembinaan formal contohnya seperti mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum yang bertujuan untuk membentuk softskill. Sedangkan pembinaan informal contohnya seperti meakukan pendekatan secara personal dengan tujuan mengakrabkan calon pengurus dengan pengurus, sehingga mempunyai satu persepsi yang sama. Persepsi yang sama ini akan memudahkan caon pengurus untuk memahami visi dan misi organisasi itu sendiri. pembinaan yang baik akan memudahkan proses seleksi atau perekrutan. Disinilah calon pengurus sudah resmi menjadi pengurus organisasi.

Setelah kaderisasi awal dilakukan, selanjutnya dilakukan kaderisasi lanjut yaitu upgrading. Seperti proses pembinaan, upgrading juga dilakukan secara formal dan tidak formal. Secara formal, pengurus yang baru akan mengikuti pelatihan-pelatihan yang lebih dikhususkan bagi bidang dan skill mereka masing-masing. Upgrading secara formal bertujuan untuk mematangkan kinerja pengurus. Selain itu disinilah proses penggodogan dan pematangan pengurus supaya akhirnya menjadi pengkader-pengkader baru yang handal. Secara bersamaan, ugrading informal juga dilakukan. Upgrading secara informal ini perlu dilakukan agar organisasi yang kini dipertanggungjawabkan oleh pengurus yang baru tidak kehilangan jatidirinya. Contohnya pengawasan oleh DPO pada pengurus yang baru tersebut.

Demikian secara singkat kami jabarkan sistem pengkaderan yang terbaik menurut kami. Semoga dapat bermanfaat bagi Anda.
Salam.

0 comments:

Posting Komentar